Semakin majunya teknologi tentu saja akan memunculkan banyak media sosial baru di kalangan penikmatnya. Terbukti bahwa sekarang tidak hanya instagram dan facebook, tik tok juga dirasa sudah mulai mendominasi pengguna di Indonesia bahkan hingga mancanegara. Lalu apa dampaknya bagi remaja?
Beberapa Dampak Keberagaman Media Sosial bagi Remaja
Pada dasarnya dampak akan dikembalikan lagi pada penggunanya, mau sebagai apakan mereka dalam menggunakannya. Dilarang tidak mengurangi penggunaannya, dibebaskan juga timbul rasa was-was dari orangtua pada anak remajanya, dan berikut beberapa informasi tentang dampaknya untuk remaja.
1. Mempunyai Pikiran yang Lebih Luas
Sudah bukan lagi rahasia umum bahwa media sosial merupakan sarana tersedianya berbagai macam informasi bagi penggunanya. Di tengah dunia yang sedang chaos karena wabah Coronavirus mengharuskan anak-anak sekolah menjalankan kegiatannya di rumah saja termasuk mengikuti proses belajar mengajar.
Dengan adanya media sosial, mereka semua terbantu untuk mendapatkan segala informasi, entah sebagai jawaban tugasnya atau mencari sumber masalah yang membuatnya penasaran. Bahkan tik tok pun mempunyai segudang pengungkapan rahasia tentang beragam informasi di dalam atau luar negeri.
2. Lebih Open Minded dalam Berpendapat
Beberapa anak remaja akan lebih open minded atau terbuka dalam mengungkapkan pendapatnya. Hal itu karena ketika mereka sehari terfokus pada media sosial tentu saja banyak kejadian di dalamnya, membuka wawasan yang lebar tentunya memberikan otak bekerja secara lebih baik.
Alasan itulah yang membuat mereka lebih open minded ketika menyampaikan pendapat, entah kepada siapapun jika merasa tahu tentang persoalamnnya tentu saja mereka akan berada di garis depan untuk mengutarakan pendapatnya. Begitulah jika wawasannya serta pengetahuan semakin luas.
3. Kecanduan terhadap Eksistensi di dalam Media Sosial
Mungkin poin ketiga ini mempunyai dua kemungkinan antara berdampak baik dan juga buruk. Seorang remaja yang sudah kecanduan terhadap eksistensinya dalam medsos akan berujung buruk jika membuat konten atau bahkan menyebarkan informasi tidak benar. Selain merugikan banyak pihak, juga dirinya.
Pada seseorang dengan kreatifitas, kecanduan eksistensi dalam medsos akan sangat berguna untuk membuat konten-konten bermanfaat bahkan dari usahanya tersebut di usia muda sudah bisa menghasilkan uang. Hal tersebut pastinya menjadi dampak baik bagi semua masyarakat dan dirinya sendiri.
4. Terkena atau Menyebarkan Cyberbullying
Bagi mereka yang sudah eksis di dalam media sosial tentunya menjadi seorang selebgram, tidak akan bisa menghindar dari cyberbullying. Ketenarannya melalui sosmed akan memicu berbagai kata-kata pedas dari haters sehingga berakibat pada cyberbullying, atau sebaliknya.
Emosi dari anak remaja itu pada dasarnya tidak bisa ditebak sehingga kebencian hingga marah gampang dilampiaskan bahkan terkadang dengan cara salah. Hal tersebut bisa menimbulkan keinginan memberikan komentar pedas yang menjadi cyberbullying, parahnya mereka ada kemungkinan mendapat hukuman.
5. Melupakan Dunia Nyata lebih Fokus pada Dunia Maya
Sudah dibahas pada poin sebelumnya bahwa anak remaja masih mempunyai kelabilan tingkat tinggi, sehingga terkadang belum bisa membedakan mana yang benar dan salah. Ketika mereka sudah terfokus pada satu hal biasanya terbuai di dalamnya hingga lupa dunianya sendiri karena masih labil itu tadi.
Mereka belum bisa membedakan bahwa yang sedang dia lakukan adalah salah karena terjebak dengan dunia maya padahal ada hal di kenyataan harus didahulukan. Memberikan edukasi merupakan hal terbaik dalam menangani masalah seperti ini. Meskipun sulit, harus disadarkan kembali keberadaannya.
6. Berkurangnya Rasa Tanggap pada Sekitarnya
Anak remaja adalah fase pertumbuhan yang benar-benar sulit untuk ditebak, sehingga apapun tingkahnya terlihat salah bahkan harus diedukasi berkali-kali. Wajar sekali jika terjadi seperti itu, tetapi kemajuan teknologi tampaknya lebih mempersulit edukasi karena mereka akan terfokus disana.
Mungkin untuk orang dewasa sudah nalar dalam penggunaan media sosial sehingga masih bisa tanggap dengan sekitarnya. Biasanya jika seorang anak remaja sudah terjebak disana untuk membangun kesadaran akan tanggap sekitarnya agak sulit, kesabaran serta terus menerus edukasi harus selalu diberikan.
Memang benar jika kemajuan teknologi memudahkan segala kegiatan masyarakat namun pada kenyataannya ada beberapa pihak yang sulit melepaskan kecanduannya, termasuk anak-anak remaja. Dampaknya memang bisa baik namun tidak menutup kemungkinan kedepannya semakin buruk.
