Gangguan Mental yang bisa Dipicu karena Berlebihan dalam Bermain Media Sosial

Modern ini kasus gangguan mental semakin meningkat bahkan bisa berujung bunuh diri. Kondisi seperti ini diakibatkan beberapa faktor termasuk terlalu banyak menggunakan media sosial. Salah stau yang paling sering sering dialami oleh khalayak terutama remaja adalah insecure.

Gangguan Mental yang bisa Dipicu karena Berlebihan dalam Bermain Media Sosia

Gangguan mental saat ini lebih mudah menyerang seseorag yang berlebihan dalam menggunakan media sosial. Selain karena pengaruh radiasi ponsel juga tidak jarang khalayak mendapatkan tindakan pembullyian baik dari orang yang dikenal maupun tidak. Secara lebih lengkap berikut ulasannya:

1. Narcisistic Personality Disorder

Selfie atau berfoto sekarang ini sudah tidak menjadi kegiatan yang tabu lagi meskipun dilakukan di depan umum. Bahkan pada beberapa kasus ada yang sampai memlih lokasi ekstrim misalnya di tengah rel kereta aktif, di atas ketinggian tanpa pengaman, dan masih banyak lainnya.

Narchisme ini lebih sering ditunjukkan oleh para pengguna media sosial yang menonjolkan tampilan visualnya seperti Facebook, IG, dan Snapchat. Namun semua itu tidak serta merta kesalahan dari pembuat platform, hanya saja sebagai pengguna harus lebih bijak dalam mengoperasikannya.

2. Timbulnya Munchausen Syndrome

Akun media sosial sangat erat kaitannya dengan konten dari berbagai genre bisa edukasi, hiburan, dan kampanye untuk berbut baik. Tidak jarang ada orang yang memposting kesedihannya di media sosial misalnya mengenai masalah hidup atau sebuah penyakit untuk mendapatkan perhatian dari pengguna lainnya.

Tujuan utamanya adalah agar viewersnya banyak, hal ini sering terjadi di beberapa platform milsanya TikTok, Facebook, atau IG. Munchausen Syndrome membuat pederitanya selalu ingin mendapatkan perhatian banyak orang meskipun harus memalsukan kondisi sebenarnya tanpa memikirkan efek kedepannya.

3. Social Media Anxiety Disorder

Perilaku yang ditunjukkan oleh penderita gangguan mental satu ini yakni layanya orang yang kecanduan bermain media sosial. Mereka akan terus-menerus membuka platform digitalnya meski sedang bekumpul bersama teman atau keluarga. Tentunya kondisi tersebut berefek tidak baik salah satunya merenggangkan hubungan.

Cobalah untuk tidak bermain handphone ketika kkumpul bersama keluarga atau teman. Jika mereka melakukan demikian, maka silahkan memperingatkannya dengan kata-kata yang baik. Tujuannya adalah untuk menghindari  Social Media Anxiety Disorder  dan menghindari gejala lebih parah.

4. Boderline Personality Disorder

Gangguan ini kemungkinan sering terjadi pada sebagian besar pengguna media sosial hanya saja seringkali tidak disadari. Gejalanya adalah penderita akan merasa tidak dianggap ketika melihat postingan temannya yang jalan bersama. Ciri-cirinya adalah Anda akan measa kesal bahkan menjadi overthinking.

Kecemasan yang berlebihan akan membuat seseorang menjadi tidak nyaman, seringkali mengakibatkan putusnya pertemanan. Aar dapat menghindarinya cobalah untuk mengurangi penggunaan media sosial. Buka akun And ketika memerlukannya saja misalnya ingin menghubungi keluarga.

5. Fear of Missing Out (Fomo)

Mengetahui banyak hal memang cenderung pada kegiatan yang positif, namun perlu diketahui jika kondisi ini sudaha berubah menjadi sebuah kegiatan yang membuat tertekan maka tentu efeknya tidak baik. Sebab penderita sydrom FOMO akan terus menerus mengecek media sosialnya dalam jangka waktu lama.

Selain itu penederita juga akan merasa cemas jika tidak update dengan berita terbau baik yang berkaitan dengan alam atau dunia keartisan. Sayangnya kebanyakan orang dalam kondisi ini tidak menyadai bahwa mereka sudah mengidap gangguang mental berupa Fear of Missing Out.

6. Body Dysmorphic Disorder

Memiliki tubuh yang ideal merupakan impian banyak orang tidak hanya perempuan namun juga laki-laki. Banyaknya pengguna lain dengan body goals maka bukan tidak mungkin menjadikan seseorang ingin memiilikinya. Apalagi ditambah dengan bullyan menggunakan istilah kurang baik.

Orang yang terserang Body Dysmorphic Disorder akan berambisi mendapatkan bentuk tubuh perfect layaknya publik figur idolanya. Sebenarnya kondisi demikian tidak sepenuhnya berdampak buruk jika Anda bisa menyikapinya dengan benar. Misalnya diet sesuai anjuran atau melakukan kegiatn gym rutin.

Demikian penjelasan mengenai gangguan mental dipicu oleh media sosial. Umumnya seringkali gejalanya tidak diketahui oleh para penderitanya, namun jika sudah berlanjut maka akan membuat pikran serta tubuh tidak nyaman. Kecemasan dan kehawatiran menjadi dua sifat yang tidak bisa dilepaskan.