Viral  

Gucci Challenge yang Sedang Ramai di Media Sosial justru Dijadikan Ajang Flexing, Apakah Benar ?

Source : tvonenews.com
Source : tvonenews.com

Beberapa pekan belakangan ini, jagad dunia maya media sosial diramaikan dengan challenge baru yaitu Gucci Challenge. Konsepnya sendiri adalah dimana seseorang dari kalangan masyarakat biasa mengambil beberapa koleksi pakaian “tidak bermerek” di mix and match lalu pose ala model-model brand fashion mahal di dunia.

Beberapa Poin Terkait Gucci Challenge yang Sedang Ramai di Media Sosial justru Dijadikan Ajang Flexing

Sebelum adanya Gucci Challenge sebenarnya fenomena flexing sudah sering terjadi di media sosial. Flexing sendiri secara harfiah artinya pamer, tetapi menurut arti resminya memperlihatkan pencapaian dan harta bendanya. Hal tersebut dijadikan ajang mengikuti challenge tersebut yang konsep awalnya berbeda dan berikut poin-poin terkaitnya.

1. Membuktikan bahwa Mix and Match Fashion tidak Harus dari Brand Mewah Ternama

Source : cosmopolitan.co.id
Source : cosmopolitan.co.id

Pada dasarnya awal dari konsep challenge ini memang untuk beberapa orang yang tidak mampu bahkan sama sekali tak memiliki koleksi brand fashion mewah sekelas Gucci. Dengan adanya tantangan ini membuktikan bahwa mix and match bisa dilakukan menggunakan segala macam jenis pakaian dan tanpa merek mewah sekalipun.

Awal mula trending video ini melakukan pemotretan di sembarang tempat yang bahkan memperlihatkan bahwa dirinya bukan orang kaya tetapi sederhana. Oleh sebab itu memiliki ide membuat tren, mix and match semua baju yang dimilikinya menjadi seperti model-model Gucci dan brand mewah ternama lainnya.

2. Dijadikan Alasan untuk Ajang Flexing dengan Koleksi Merek Aslinya

Source : reportasee.com
Source : reportasee.com

Sudah ada lebih dari puluhan juta video melakukan challenge tersebut tetapi semakin lama terlihat mengecewakan. Hal tersebut karena menghancurkan trending aslinya dengan menjadikannya alasan untuk flexing alias pamer koleksi barang-barang fashion mewah milik mereka, dari Gucci, Louis Vuitton, Balenciaga, Dior dan lainnya.

Melihat trending tersebut malah melenceng dari konsep asli awalnya, membuat netizen geram. Oleh sebab itulah sekarang tren tersebut mulai surut karena memang nilai kreatifitasnya berkurang. Hal tersebut karena awalnya ingin memberitahu bahwa menjadi fashionable tidak harus dengan merek mewah mahal menjadi tak berguna.

3. Meningkatkan Kreativitas Fashion Setiap Pembuat Kontennya

Source : lifestyle.zigi.id
Source : lifestyle.zigi.id

Dengan adanya trending tersebut tentunya meningkatkan kreativitas fashion setiap pembuat kontennya. Selain mengedit video, nantinya foto hasil Anda fashion show menggunakan konsep pakaian juga akan diedit menggunakan tulisan sesuai brand mewah atau merek yang disebutkan di awal pembuatan videonya.

Disinilah mengapa dengan adanya trending tersebut bisa meningkatkan kreatifitas fashion pada setiap pembuat kontennya. Hasil video akan lebih diapresiasi dengan konsep apa adanya seperti aslinya awal trend tersebut ramai di media sosial, karena mix and match pakaian dibuat mirip mereka atau brand aslinya tidaklah mudah.

4. Beberapa Dibuat Parodi yang Juga Memperlihatkan Kreatifitas Pengguna Medsos

Source : pikiran-rakyat.com
Source : pikiran-rakyat.com

Selain Gucci Challenge ternyata ada beberapa pengguna yang juga bisa diapresiasi kreatifitasnya karena membuat parodi menjadi Nyuci Challenge. Ada salah satu pengguna Tiktok, bapak-bapak mengambil semua pakaian bukan buat dipakai fashion show tetapi dicuci masukkan ke dalam ember.

Parodi tersebut dibuat ramai oleh netizen dan mendukung di Bapak tersebut menjadi pemenang sound “Do It”. Tidak lama berselang, kreatifitas melencengnya konsep menjadi parodi tersebut justru diikuti oleh beberapa pengguna karena memang dianggap menghibur daripada akhirnya konsepnya asli dijadikan alasan flexing.

5. Membuat Trending Backsound Lagu dari Ilkay Sencan berjudul Do It

Source : klikkoran.com
Source : klikkoran.com

Backsound lagu untuk Gucci Challenge tersebut sendiri dari Ilkay Sencan berjudul Do It yang dipakai selama durasi 42 menit. Sama seperti konten-konten lainnya, lagu tersebut menjadi trending karena dipakai oleh banyak pembuat konten challenge tersebut. Selain itu juga ada beberapa penggunanya menggunakannya untuk konsep lain.

6. Meningkatkan Kreativitas bagi Content Creator Make Up di Media Sosial

Source : wolipop.detik.com
Source : wolipop.detik.com

Selain meningkatkan kreativitas pengguna dalam mix and match fashion koleksinya yang tidak bermerek mahal, dengan adanya trending tersebut juga membuat Beauty Creator lebih kreatif dengan make up-nya. Hal tersebut karena setelah menggunakan pakaiannya tentu saja namanya model harus berdandan dan mereka dituntut stunning.

Apapun trending kontennya, ada baiknya Anda tidak menyalahgunakannya konsep awal. Hal tersebut karena setiap orang mempunyai kemampuan berbeda-beda. Jika ditanya apakah dijadikan ajang flexing atau pamer, jawabannya benar sehingga mematikan konsepnya yang asli.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *