Membahas Kasus Penipuan yang Dilakukan Gold Digger Melalui Media Sosial tahun 2021

Gambar Membahas Kasus Penipuan yang Dilakukan Gold Digger Melalui Media Sosial tahun 2021 - SABDAMAYA.COM

Melansir dari wolipop.detik.com, tahun lalu ramai dibicarakan tentang kasus penipuan menghebohkan dunia maya. Kasus tersebut terjadi karena seorang pria mendapat kenalan dari media sosial Twitter lalu berlanjut ke hubungan pendekatan layaknya kedua orang lawan jenis yang mempunyai ketertarikan satu sama lainnya.

Mengulas Sedikit Kasus Penipuan Gold Digger melalui Media Sosial

Gold digger sendiri adalah sebutan untuk pria atau wanita yang menjalani hubungan dengan seseorang hanya karena uang atau bisa dibilang memiliki modus penipuan seperti kasus ini. Pelakunya sendiri sama sekali tidak memperlihatkan tanda-tanda mencurigakan, sehingga korban tidak merasa curiga.

Dengan adanya kasus tersebut, membuktikan bahwa pembahasan sebelumnya mengenai pencitraan di dunia maya tentu saja sangat berkaitan pada kasusnya tersebut. Korban mengaku tidak curiga karena foto profile yang digunakan pun sangat meyakinkan, ternyata menggunakan identitas palsu dan berikut poin mengenai kasusnya tersebut.

1. Pelaku Menghubungi Korbannya Melalui Pesan Masuk di Twitter

Source : suara.com
Source : suara.com

Jika mengutip dari wolipop.detik.com, atas kesaksian langsung dari korban bahwa pelaku menghubunginya melalui pesan masuk atau inbox dari media sosial Twitter. Awalnya seperti percakapan biasa, tahap perkenalan yang memang sudah menjadi salah satu langkah sebelum memulai aksinya.

Melihat dari cerita korbannya, pelaku memang sepertinya menggunakan modus perkenalan dan menjebak korbannya untuk menjalani hubungan setelahnya akan berusaha memeras harta. Perlahan namun pasti, mereka menggunakan metode sangat detail sehingga tidak menimbulkan perasaan curiga di awal.

2. Modusnya Perlahan tetapi Pasti dalam Menjebak Korbannya

Source : news.detik.com
Source : news.detik.com

Sudah sedikit disinggung sebelumnya bahwa mereka memang menerapkan metode dengan modus perlahan tetapi pasti. Diawali dengan melakukan perkenalan lalu meningkat menjadi komunikasi intens, dan liciknya lagi untuk mengambil kepercayaan korbannya pelaku mengirimkan pulsa dan lainnya.

Hal itu diungkapkan langsung oleh kesaksian korbannya, memberikan kebaikan hati tersebut ternyata juga dijadikan modus agar calon korbannya percaya bahwa hubungan tersebut memang nyata. Oleh sebab itulah tidak ada rasa curiga sama sekali mengingat lagi kebaikan orang tersebut, hingga komunikasi intens yang ternyata menjebak.

3. Tidak Mau Memberikan Alamat dan Melakukan Komunikasi Video Call

Source : beautynesia.com
Source : beautynesia.com

Kecurigaan mulai terjadi ketika pelaku yang sudah berstatus jadi pacar korban tidak mau memberikan alamat dan melakukan komunikasi dua arah dengan video call. Sedangkan di zaman modern sekarang berapapun jaraknya, sebuah hubungan bisa tetap saling bertatap meskipun visual melalui video call.

Wajar saja jika korban meminta komunikasi video call, namun beberapa kali ditolak. Dari situlah sudah sedikit mencurigakan karena memang tidak sewajarnya pasangan berhubungan jarak jauh. Bahkan pelakunya justru meminta voice call yang kurang sopan sehingga menambah rasa curiga.

4. Fake Akun yang Sudah Menjebak Beberapa Korban Pria dan Wanita

Source : detik.net.id
Source : detik.net.id

Menurut keterangan korban dikutip oleh wolipop.detik.com, setelah melakukan pembobolan akun ternyata orang yang selama ini menjadi pacar onlinenya adalah fake account atau palsu. Menurut penelusuran, pelaku mempunyai lebih dari satu akun dan dipisahkan berdasarkan calon korban pria atau wanita.

Oleh sebab itu, korban-korbannya tidak hanya pria tetapi juga wanita dengan modus yang sama yaitu melakukan perkenalan setelah pendekatan dan menjadikan korbanya kekasih alih-alih untuk penipuan. Hal ini sering sekali terjadi di zaman serba menggunakan kecanggihan teknologi, masuk ke dalam cyber crime meresahkan.

5. Berdampak pada Psikologi Korbannya Berkaitan dengan Kepercayaan

Source : lifestyle.kompas.com
Source : lifestyle.kompas.com

Dampaknya sangat terlihat, karena korban merasa kesulitan untuk menyesuaikan diri percaya terhadap seseorang. Korban mengaku bahwa dirinya sulit lagi membangun kepercayaan kepada semua orang dan proses penyembuhan tersebut sekitar 8-9 bulan. Berikut alasan mengapa gangguan psikologi ini terjadi.

  • Rasa kecewa yang terlalu dalam, menganggap pacar online tersebut memang nyata tetapi maya.
  • Kepercayaannya dirusak dengan penipuan menggunakan akun palsu. Sedangkan korban sudah melibatkan perasaan mendalam terhadap pelaku yang memang sangat meyakinkan menjadi pacar.
  • Percaya dirinya berkurang karena merasa dibodohi dengan terjebak di dalam asmara online tidak nyata tersebut.

Melihat kondisi tersebut sedikit meresahkan, tidak heran karena apapun yang melibatkan perasaan pasti akan berakibat gangguan psikologi ringan. Salah satunya sulit percaya kepada orang lain, oleh sebab itu hati-hati jika melakukan hubungan melalui online.

Melalui kasus tersebut bisa diambil pelajaran dan hikmah, bahwa dunia maya tidak bisa disamakan dengan dunia nyata. Mengingat banyaknya kasus-kasus penipuan berbagai modus, tentunya jangan mudah percaya pada ketidaknyataan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *