Banyaknya aplikasi media sosial anak muda sekarang ternyata menjadi tekanan sendiri bagi beberapa aplikasi-aplikasi lainnya, termasuk Path yang kini sudah tinggal kenangan. Antara path dan instagram sebenarnya sudah ada sejak dahulu hanya saja di tahun 2013, keunggulan masih di tangan path.
Jejak Aplikasi Path Hingga Alasan Mengapa Akhirnya Tutup
Dahulu path menjadi salah satu aplikasi andalan bagi kalian yang ingin membagikan setiap momen atau kegiatan sehari-hari tidak jauh berbeda dengan instagram stories. Namun mereka mempunyai konsep berbeda di dalamnya, dan berikut perjalanannya dari ternama menjadi teriris hanya tinggal sebuah nama.
1. Andalan Anak-anak Muda dalam Membagikan Kegiatan
Bisa dibilang sebenarnya aplikasi path lebih spesifik dalam membagikan setiap kegiatan penggunanya kepada teman-teman, namun memang akhirnya mereka semua memilih lebih suka menggunakan instagram. Mungkin karena instagram memiliki jangkauan lebih luas dan juga mendunia.
Path dikenal oleh banyak anak muda sebagai aplikasi yang lebih mendekatkan kepada teman-teman, jadi di dalamnya kalian bisa membagikan kegiatan dari sedang mendengarkan lagu apa, berbagai foto hingga sedang bersama siapa dan dimana. Maka dari itu path sebenarnya lebih detail tetapi terbatas di pertemanan.
2. Pernah Dipopulerkan oleh Anak Muda Indonesia
Pada jamannya semua anak muda di seluruh penjuru Indonesia menggunakan aplikasi path, sehingga memang eksistensinya begitu tinggi. Melansir dari akun instagram @finfolkmone path dipopulerkan anak-anak muda di Indonesia karena memang pemakaiannya begitu massive di kalangan mereka.
Tepatnya pada tahun 2013, mereka semua selalu menggunakan path di samping media sosial facebook. Tentu saja hal tersebut karena dengan memakainya terasa mendekatkan kepada teman-teman disana. Path memiliki batasan maksimal jumlah pertemanannya hanya 150 orang saja sehingga lebih dekat.
3. Pertama Kalinya Membuka Kantor di Indonesia
Setelah tanggapan yang luar biasa dari warga negara Indonesia akhirnya kantornya di buka. Saat itu tahun 2015, mereka pun mempunyai ribuan pengguna dari seluruh penjuru dunia termasuk Indonesia. Lalu path diakuisisi oleh Daum Kakao dari Korea Selatan yang sebelumnya Google juga pernah memintanya.
Dengan alasan tertentu path menolaknya, dengan mendirikan kantornya di Indonesia tentunya masyarakat khususnya anak muda lebih dekat menjangkaunya. Tahun 2014 sudah mulai banyak tersiar tentang akan dibukanya kantor path dengan didasari alasan buka di Indonesia karena basis penggunanya besar.
4. Akan diakuisisi oleh Google
Perusahaan besar seperti Google seharusnya diterima dengan senang hati ketika akan mengakuisisi sebuah aplikasi, namun berbeda dengan path. Di tahun 2011 Google sempat mengajukan diri untuk akuisisi path namun ditolak dan mereka lebih memilih Daum Kakao di tahun 2015 setelahnya.
Daum Kakao sendiri adalah perusahaan yang membuat Kakao Talk. Belum ada alasan pasti mengapa mereka menolak Google saat itu, tetapi di tahun 2015 path sedikit menurun sehingga di take over kepemilikannya kepada Daum Kakao agar mereka bisa mendapat sumber daya lebih bukan tentang uang.
5. Kalah Saing dengan Instagram
Pada tahun 2016 setahun kemudian setelah pengakuisisian Daum Kakao, path sudah benar-benar terlihat mundur karena keberadaan instagram yang semakin terdepan. Beberapa pembaruan hingga jangkauan lebih luas membuat pengguna beralih ke Instagram, dan path semakin ditinggalkan.
Selain itu, penggunanya juga semakin sedikit meskipun path sudah membuat pembaruan seperti instagram melalui stories dan lainnya tetap saja tidak bisa sebanyak dulu penggunanya. Dari situlah sudah mulai terlihat kemundurannya dan akhirnya tutup di tahun 2018 lalu.
6. Path Tidak Konsisten dengan Konsep Awal
Salah satu alasan mengapa path ditinggalkan penggunanya adalah tidak konsisten dalam menerapkan konsep dalam aplikasinya. Awalnya banyak pengguna menggunakan path mereka merasa lebih dekat dengan teman-temannya, karena terbatasnya jumlah akun atau sekarang mungkin pengikut.
Pada awalnya path membatasi hanya 150 akun saja, namun karena mungkin mereka ingin menyesuaikan seperti media sosial lainnya jadi menaikkan angka menjadi 500 akun. Dari situ jelas ciri khasnya sudah berubah sehingga pengguna tidak lagi merasa lebih intens serta intim dengan menggunakannya.
Tutupnya path ini seperti menjadi warning bagi aplikasi lainnya yang sudah diambang kebangkrutan. Semakin kemajuan teknologi mendominasi, akan makin besar pula tingkat persaingan pengguna sehingga konsisten namun tetap mengikuti perkembangan harus diterapkan pada setiap perusahaan.
